ego dan logik
yang saya tahu, mereka tidak akan pernah bersatu
ego itu maya, logik itu nyata
bagaimana dengan ego yang berupa perasaan?
apakah kita juga harus mewujudkannya?
saat ego yang berupa perasaan itu mencuba untuk yakin, logik menjerit lantang menentang keyakinan itu.
namun, saat perhubungan terjadi, logik menjadi lemah, ego yang berupa perasaan itu meluap-luap.
Kebahagiaan .
yang saya tahu, kebahagiaan ini akan hilang begitu saja ketika ego mulai berteriak
ego dan logik
padahal kita tahu, logik sering kali lebih benar dan lebih nyata daripada ego.
Tetapi,seringkali ego memiliki kekuasaan yang lebih besar sehingga mampu menenggelamkan logik sampai logik tak mampu berteriak lagi.
dan saat itu pula, akhirnya kita menyedari bahawa adalah sebuah kesilapan BESAR membiarkan ego memenangi pertarungan.
namun juga ada saatnya dimana logik berteriak sangat kencang sehingga membuat keyakinan si Ego goyah.
ego dan logik
yang saya tahu, mereka tidak akan pernah bersatu
ego itu maya, logik itu nyata
bagaimana dengan ego yang berupa perasaan?
apakah kita juga harus mewujudkannya?
saat ego yang berupa perasaan itu mencuba untuk yakin, logik menjerit lantang menentang keyakinan itu.
namun, saat perhubungan terjadi, logik menjadi lemah, ego yang berupa perasaan itu meluap-luap.
Kebahagiaan .
yang saya tahu, kebahagiaan ini akan hilang begitu saja ketika ego mulai berteriak
ego dan logik
padahal kita tahu, logik sering kali lebih benar dan lebih nyata daripada ego.
Tetapi,seringkali ego memiliki kekuasaan yang lebih besar sehingga mampu menenggelamkan logik sampai logik tak mampu berteriak lagi.
dan saat itu pula, akhirnya kita menyedari bahawa adalah sebuah kesilapan BESAR membiarkan ego memenangi pertarungan.
namun juga ada saatnya dimana logik berteriak sangat kencang sehingga membuat keyakinan si Ego goyah.
ego dan logik
.
.
.
.
.
siapa yang harus menang?
siapa yang harus menang?
~ Too much Ego will kill your talent ~